Foto: AFP/ANDREA RENAULT
Jakarta, CNBC Indonesia – Arab Saudi memberikan peringatan kepada Israel terkait agresinya di Gaza, Palestina. Pihak kerajaan mengatakan tidak akan menormalisasi hubungan dengan negara Yahudi tersebut atau berkontribusi pada rekonstruksi Gaza tanpa rencana realistis untuk negara Palestina.
Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud dalam wawancara dengan CNN International, baru-baru ini.
“Itulah satu-satunya cara kita mendapatkan keuntungan, jadi ya,” jawabnya.
PILIHAN REDAKSIWarga Israel Ngamuk ke Netanyahu, Serbu Kantor ParlemenGenderang Perang Telah Ditabuh, Tiga Konflik Ini Bisa Picu PD 3Senjata Makan Tuan, Israel Rudal Tank Sendiri saat Serang Hamas |
Ketika ditanya apakah Arab Saudi akan membiayai rekonstruksi di Gaza, Pangeran Faisal pun memberikan jawaban serupa.
“Selama kita bisa menemukan jalan menuju solusi, resolusi, jalan yang berarti kita tidak akan berada di sini lagi dalam satu atau dua tahun, maka kita bisa membicarakan apa pun,” jelasnya.
“Namun jika kita kembali ke status quo sebelum tanggal 7 Oktober – dengan cara yang membuat kita siap menghadapi putaran berikutnya, seperti yang telah kita lihat di masa lalu – kita tidak tertarik dengan perbincangan tersebut.”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya telah menolak status negara Palestina dan menggambarkan rencana kontrol militer terbuka atas Gaza.
Perselisihan mengenai masa depan Gaza mempertemukan Israel dengan sekutu utamanya, Amerika Serikat (AS), serta sebagian besar komunitas internasional, dan menimbulkan hambatan besar terhadap rencana pemerintahan pascaperang atau rekonstruksi Gaza, daerah kantong pesisir miskin yang menjadi rumah bagi 2,3 juta warga Palestina.
Saat ini serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 25.295 warga Palestina di Gaza dan melukai lebih dari 60.000 orang. Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan sekitar dua pertiga dari mereka yang tewas adalah perempuan https://knalpotbelah.com/dan anak-anak.