Top! Program Biodiesel RI Berhasil Tekan Impor BBM, Angkanya Segini

SHARE  

Tes bahan bakar B40 ke mobil saat uji coba dan uji jalan atau road test kendaraan dengan bahan bakar biodiesel campuran minyak sawit 40% (B40) di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu, (27/7/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Foto: Tes bahan bakar B40 ke mobil saat uji coba dan uji jalan atau road test kendaraan dengan bahan bakar biodiesel campuran minyak sawit 40% (B40) di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu, (27/7/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Bandung, CNBC Indonesia – Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) menyebut program Biodiesel yang telah digulirkan pemerintah sejak 2006 silam telah berhasil memberikan dampak positif secara jangka panjang, seperti penghematan devisa sampai dengan menjaga harga sawit di hulu.

Head of Sustainability Division Aprobi Rapolo Hutabarat mengatakan, program Biodiesel telah berhasil mengurangi nilai impor solar berbasis minyak bumi yang cukup besar, yakni hingga US$ 11 miliar atau setara Rp173 triliun (asumsi kurs Rp15.751/US$).

Baca: RI Bakal Punya Pabrik Katalis Bensin Sawit, Bisa Hemat Devisa Rp2,9 T

“Pengurangan impor sebesar US$ 11 miliar itu cukup besar nilainya,” kata Rapolo dalam Workshop Jurnalis Industri Hilir Sawit di Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/2/2024).

Angka itu setiap tahunnya mengalami kenaikan yang signifikan, di mana pengurangan impor solar tahun 2018 sebesar US$ 1,95 miliar, tahun 2019 sebesar US$ 3,34 miliar, tahun 2020 sebesar US$ 2,7 miliar, tahun 2021 sebesar US$ 4,8 miliar, dan tahun 2022 sebesar US$ 9 miliar.

Tes bahan bakar B40 ke mobil saat uji coba dan uji jalan atau road test kendaraan dengan bahan bakar biodiesel campuran minyak sawit 40% (B40) di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu, (27/7/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)Foto: Tes bahan bakar B40 ke mobil saat uji coba dan uji jalan atau road test kendaraan dengan bahan bakar biodiesel campuran minyak sawit 40% (B40) di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu, (27/7/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Tes bahan bakar B40 ke mobil saat uji coba dan uji jalan atau road test kendaraan dengan bahan bakar biodiesel campuran minyak sawit 40% (B40) di Gedung Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jakarta, Rabu, (27/7/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Selain itu, Rapolo juga mengatakan, dengan hadirnya Biodiesel telah mendukung industri hulu sawit, dalam hal ini mampu menjaga harga sawit. Di mana, lanjutnya, terlihat pengaruh yang signifikan dari program B20 untuk Public Service Obligation (PSO) dan non PSO terhadap harga Crude Palm Oil (CPO) pada September 2018, dengan harga cenderung naik sampai akhir 2019.

Di awal sampai dengan pertengahan tahun 2020, kata dia, memang terjadi penurunan harga CPO. Namun, hal itu disebabkan karena harga minyak dunia yang turun, serta imbas dari adanya pandemi covid-19.

Baca: RI Tertinggal! Malaysia Temukan Harta Karun Mahal di Sawit, Apa Itu?

“Dari B20, B30, sampai hari ini B35 itu harga sawit cenderung meningkat. Coba kita bayangkan kalau tidak ada program ini, harga TBS (tandan buah segar) nya bisa runtuh. Kalau runtuh, yang ribut juga kita semua, mulai dari desa sampai ke kota,” ujarnya.

“Jadi secara rata-rata, dengan adanya program Biodiesel ini, dari B20 sampai B35 itu menunjukkan peningkatan harga TBS dan CPO,” tambah https://knalpotbelah.com/dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*