AS Veto Lagi ‘Senjata’ PBB Selamatkan Gaza, China-Rusia-Arab Bereaksi

SHARE  

Reuters TV Foto: PBB (Reuters TV)

Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) lagi-lagi memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, Selasa malam waktu setempat. Ini menuai kritik keras dari sekutunya ketika Presiden Joe Biden yang memang tengah menghadapi tekanan karena dukungannya kepada Israel.

Washington bahkan “mengakali” dengan mengedarkan rancangan resolusi alternatifnya sendiri sebelum pemungutan suara. Berbeda dengan upaya sebelumnya, versi AS tersebut dikatakan “mengedepankan gencatan senjata” meski tidak ada seruan untuk segera dilakukan.

PILIHAN REDAKSIMedia Asing Sorot Sosok Prabowo: Kemenangan, Kebijakan & JokowiPangeran William Buka Suara soal Gaza, Ada Apa?Gila! Israel Gempur Gaza Semalaman, 103 Orang Tewas dalam 24 Jam

“Resolusi hari Selasa, telah diusahakan Aljazair selama tiga minggu, menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera yang harus dihormati oleh semua pihak,” tulis AFP melaporkan, Rabu (21/2/2024).

“Veto Washington benar-benar ceroboh dan berbahaya,” kata perwakilan Palestina untuk PBB Riyad Mansour.

Meski begitu, Dubes AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mengatakan bahwa melanjutkan pemungutan suara pada hari Selasa adalah tidak bertanggung jawab. Ini menyinyalir langkah itu justru berbahaya.

“Kami tidak dapat mendukung resolusi yang akan membahayakan perundingan sensitif,” klaimnya merujuk pada pembicaraan mengenai pembebasan sandera Israel di Gaza.

Veto AS kali ini pun memicu banyak reaksi, kritik dan kecaman, terhadap Washington. Di antaranya China dan Rusia.

Perwakilan China untuk PBB, Zhang Jun, menyatakan penyesalan dan frustrasinya karena rancangan resolusi Aljazair tidak disahkan. Padahal resolusi tersebut juga mendesak semua yang terlibat dalam perang untuk “mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional” khususnya mengenai warga sipil.

“Hal ini mengirimkan pesan yang salah dan mendorong situasi di Gaza menjadi lebih berbahaya,” katanya dimuat Al-Mayadeen.

Rusia menyoroti bagaimana AS malah memberikan resolusi lain. Perwakilan negara itu mengatakan ini sebagai pengalihan isu dan mengindikasikan agar suatu negara terjebak memveto usulan AS tersebut yakni Rusia.

Sekutu AS, juag mengecam tindakan AS tersebut. Mulai dari Prancis, Malta, dan Slovenia hingga Arab Saudi.

“Jumlah korban jiwa dan situasi kemanusiaan tidak dapat ditoleransi dan operasi Israel harus dihentikan,” kata Duta Besar Prancis untuk PBB Nicolas de Riviere.

“Kami memilih resolusi tersebut karena pembunuhan terhadap warga sipil di Gaza harus dihentikan. Penderitaan yang dialami warga Palestina melebihi apa yang seharusnya dialami oleh manusia,” kata perwakilan Slovenia untuk Dewan Keamanan PBB Samuel Zbogar.

Di kesempatan berbeda Arab Saudi menyatakan ‘penyesalan’ atas veto AS terhadap resolusi gencatan senjata. Kementerian Luar Negeri Arab Saudi telah mengeluarkan pernyataan yang mengungkapkan kekecewaannya atas keputusan AS tersebut.

“Kementerian Luar Negeri menyampaikan penyesalan Kerajaan Arab Saudi atas veto terhadap rancangan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza dan sekitarnya, yang diajukan oleh Republik Demokratik Rakyat Aljazair ke Dewan Keamanan atas nama negara-negara Arab,” ujarnya.

Utusan Aljazair Amar Bendjama mengatakan sebenarnya rancangan resolusi tersebut akan mengirimkan pesan yang kuat kepada Palestina. Sayangnya, tambahnya Dewan Keamanan sekali lagi gagal.

“Periksa hati nurani Anda, bagaimana sejarah akan menilai Anda,” kata Bendjama.

Respons Hamas

Sementara itu, Hamas mengatakan veto AS memberi Israel “lampu hijau” untuk “pembantaian lebih lanjut”. Israel sendiri berniat menghancurkan Rafah, tempat perlindungan terakhir warga Gaza, di dekat perbatasan Mesir, Ramadhan ini.

“Presiden Joe Biden dan pemerintahannya memikul tanggung jawab langsung atas kegagalan resolusi gencatan senjata di Gaza,” kata Hamas.

“Posisi Amerika dianggap sebagai lampu hijau bagi pendudukan untuk melakukan lebih banyak pembantaian dan membunuh orang-orang yang tidak bersalah melalui pemboman dan kelaparan,” tambah https://knalpotbelah.com/mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*