Foto: Foto satelit memperlihatkan kapal kargo MV Rubymar yang mengalami kebocoran usai diserang Houthi di Laut Merah, 19 Februari 2024. (Maxar Technologies/Handout via REUTERS)
Perusahaan telekomunikasi Hong Kong HGC Global Communications dalam sebuah pernyataan pada Senin (4/3/2024) menyebut kabel milik empat jaringan telekomunikasi besar telah “diputus” dan menyebabkan gangguan “signifikan” terhadap jaringan komunikasi di Timur Tengah.
HGC memperkirakan bahwa 25% lalu lintas antara Asia dan Eropa serta Timur Tengah terkena dampaknya.
Perusahaan mengatakan pihaknya mengubah rute lalu lintas untuk meminimalkan gangguan bagi pelanggan dan juga “memperluas bantuan kepada bisnis yang terkena dampak.”
Namun HGC tidak mengatakan bagaimana kabel-kabel itu rusak atau siapa yang bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Sementara Seacom yang berbasis di Afrika Selatan, yang memiliki salah satu sistem kabel yang terkena dampak, mengatakan perbaikan kabel tidak akan dimulai setidaknya satu bulan lagi. Hal ini terjadi lantaran lamanya waktu yang diperlukan untuk mendapatkan izin beroperasi di wilayah tersebut.
Kepala petugas digital Seacom, Prenesh Padayachee, mengatakan bahwa memperoleh izin dari otoritas maritim Yaman untuk memperbaiki kabel bisa memakan waktu hingga delapan minggu.
“Lalu lintas klien akan terus dialihkan hingga kami dapat memperbaiki kabel yang rusak,” tambahnya.
Jaringan lain yang terkena dampak adalah Asia-Afrika-Eropa 1, sistem kabel sepanjang 25.000 kilometer (15.534 mil) yang menghubungkan Asia Tenggara ke Eropa melalui Mesir. Gerbang Eropa India (EIG) juga rusak.
EIG menghubungkan Eropa, Timur Tengah, dan India dan menjadikan Vodafone sebagai investor utama. Vodafone, operator jaringan seluler besar di Inggris, menolak berkomentar.
Perusahaan tersebut mengatakan di situs webnya bahwa mereka dapat mengirimkan lalu lintas internet melalui sekitar 80 sistem kabel bawah laut yang menjangkau 100 negara.
Sebagian besar perusahaan telekomunikasi besar mengandalkan beberapa sistem kabel bawah laut, yang memungkinkan mereka mengubah rute lalu lintas jika terjadi pemadaman listrik untuk memastikan layanan tidak terganggu.
Kabel bawah air adalah kekuatan tak kasat mata yang menggerakkan internet, dan dalam beberapa tahun terakhir banyak kabel yang didanai oleh raksasa internet seperti Google, Microsoft, Amazon, dan induk Facebook, Meta. Kerusakan pada jaringan bawah laut ini dapat menyebabkan pemadaman internet secara luas, seperti yang terjadi setelah gempa bumi Taiwan pada tahun 2006.
Ulah Houthi?
Hancurnya kabel di Laut Merah terjadi beberapa minggu setelah pemerintah resmi Yaman memperingatkan kemungkinan pemberontak Houthi akan menargetkan kabel tersebut. Militan yang didukung Iran telah mengganggu rantai pasokan global dengan menyerang kapal-kapal komersial di jalur air penting tersebut.
Laporan minggu lalu dari outlet berita Israel, Globes, menyatakan bahwa Houthi berada di balik kerusakan kabel tersebut.
Namun pemimpin pemberontak Yaman Abdel Malek al-Houthi membantah tuduhan tersebut. “Kami tidak berniat menargetkan kabel laut yang menyediakan internet ke negara-negara di kawasan ini,” katanya.
Kelompok Houthi sejak itu menyalahkan unit militer Inggris dan AS yang beroperasi di wilayah tersebut atas kerusakan https://knalpotbelah.com/tersebut.