Daya Beli Lesu: Anthoni Salim Ngeluh-Bos Leasing Perketat Kredit

SHARE  

BINTAN ISLAND, INDONESIA - JULY 09: Anthony Salim poses during a portrait session on July 09, 2012 in Bintan Island, Indonesia. Anthony Salim or Liem Sien Hong, son of senior Indonesian businessman Sudono Salim or Liem Sioe Liong, is CEO of Salim Group and one of the 10 Most Influential Business Leaders in Indonesia and Asia. He was considered to be integral in the rebuilding of the Salim Group's business empire after it suffered a setback following the 1998 economic crisis. Before the economic crisis, Salim Group was the largest conglomerate in Indonesia with assets of U.S. $ 10 billion. Forbes magazine even named Liem Sioe Liong, founder of the Salim Group, as one of the richest people in the world. (Photo by Yuli Seperi/Getty Images) Foto: Getty Images/Yuli Seperi

Jakarta, CNBC Indonesia – Direktur Utama dan Chief Executive Officer PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) Anthoni Salim, yang merupakan orang terkaya kelima se-Indonesia, menyoroti perihal daya beli masyarakat Indonesia, termasuk konsumsi kelas menengah melemah.

Dia menilai tantangan ekonomi global dan melemahnya daya beli masyarakat menjadi hal yang harus diantisipasi.

Baca: Terkuak! Leasing Deg-Degan Daya Beli Lesu, Perketat Kredit Mobil-Motor

“Perusahaan juga akan terus mencermati kondisi makro ekonomi secara global agar dapat melakukan penyesuaian strategi dengan perkembangan yang terjadi,” ujar Anthoni, seperti dikutip Rabu (27/3/2024).

Namun demikian, dia tetap menilai perekonomian Indonesia ke depan akan tetap tangguh dan bisa mendukung pertumbuhan bisnis serta profit perusahaan, serta mempertahankan neraca keuangan yang sehat.

Pekerja memeriksa mobil bekas yang dijual di Garnet Auto, Jakarta, Jumat (25/11/2022). Perusahaan leasing blak-blakan mengetatkan proses pencairan kredit kendaraan bermotor dan mobil saat ini. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)Foto: Pekerja memeriksa mobil bekas yang dijual di Garnet Auto, Jakarta, Jumat (25/11/2022). Perusahaan leasing blak-blakan mengetatkan proses pencairan kredit kendaraan bermotor dan mobil saat ini. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Pekerja memeriksa mobil bekas yang dijual di Garnet Auto, Jakarta, Jumat (25/11/2022). Perusahaan leasing blak-blakan mengetatkan proses pencairan kredit kendaraan bermotor dan mobil saat ini. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Lembaga pembiayaan atau leasing mengakui sedang pengetatan dalam pengajuan kredit belakangan ini. Alasan utama leasing melakukan pengetatan karena melihat daya beli masyarakat yang semakin rendah. Dampak kebijakan leasing itu berpengaruh pada anjloknya penjualan kendaraan baik motor maupun mobil di Indonesia.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), data wholesales atau penjualan dari pabrik ke diler selama Januari-Februari 2024 hanya 140.274 unit. Angka ini jeblok 22,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 181.329 unit.

“Pengetatan kenyataannya saya rasa itu benar, karena kenapa? Seleksi alam. Kita proses edukasi juga, masyarakat punya keinginan membeli kendaraan tapi mampu nggak? Kita dengar, baca ada penurunan daya beli kita sensitif, bahwa harga bapok juga naik, beras, gula naik. Itu akan jadi perhitungan kami terhadap kebutuhan dari income yang dia dapat, kita simulasikan bisa bayar cicilan atau tidak?” kata Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno kepada CNBC Indonesia, Kamis (28/03/2024).

Baca: Orang Terkaya No.5 RI Was-Was, Daya Beli Masyarakat Lesu

Ketatnya cicilan berpengaruh pada menurunnya penjualan kendaraan. Pelaku otomotif menilai penurunan penjualan itu merupakan output dari berbagai indicator yang kompleks. Sayangnya, berbagai factor minus itu menjadi satu sehingga membuat penjualan mobil langsung jatuh.

“Pertumbuhan ekonomi yang melambat, kurs rupiah yang agak melemah, suku bunga yang mulai pelan-pelan naik, prosedure leasing yang agak melambat,” kata Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) Jongkie D. Sugiarto kepadahttps://knalpotbelah.com/ CNBC Indonesia, Rabu (27/3/2024).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*